Saturday, October 29, 2016

Things That Make Me Happy Today

Karena domisili saya sekarang adalah di Jogja dan suami bekerja di Sidoarjo sedangkan rumah kami berada di Malang, maka mau tidak mau kami harus menjalin hubungan jarak jauh. Jauh waktu pacaran sudah biasa, tapi beda rasanya kalau jauh setelah sudah menikah :(. Jika memungkinkan, saya usahakan setiap weekend selalu pulang ke Malang, atau menjenguk suami ke Sidoarjo kalau dia pas lembur. Tapi weekend ini saya stay di Jogja karena 2 minggu kemarin sudah remuk PP Jogja-Malang/Sidoarjo.

Agar weekend kali ini tidak gloomy (karena kangen suami), maka saya coba berpikir positif dan me-list, kira-kira hal apa yang membuat saya senang hari ini.

1. Bisa bangun pagi dan olahraga, setelah sebelumnya hanya wacana belaka
2. Sarapan lontong opor dan telur
3. Punya waktu me-time dengan mengerjakan tugas di perpus
4. Baru saja men-download film Idiocracy, nanti malam akan menontonnya
5. Nanti sore akan ke Festival Korea dengan teman kos
6. Bersyukur bisa makan, walaupun gusi bengkak gara-gara gigi bungsu selama seminggu terakhir


Semoga weekend kali ini menyenangkan :)

Thursday, October 27, 2016

Wedding Preparation Journey (including vendor review in Malang) Part 1

Halo! Rasanya sudah lamaaa sekali sejak terakhir meng-update blog ini. Akhirnya sekarang ada waktu juga untuk menulis ini itu, termasuk satu hal yang akan saya bahas di postingan kali ini.

Iya, saya baru saja melangsungkan pernikahan dengan Mas Wima, pada bulan September 2016 lalu. Rasanya masih agak nggak percaya juga, karena dulu sempat kepikiran kalau akan menjalin hubungan serius setelah lulus S2. Tapi, emang jodoh nggak kemana ya, hehe.

Di postingan kali ini saya akan membahas tentang persiapan yang kami lakukan selama menuju pernikahan. Harapan saya sih, bisa untuk sharing buat teman-teman yang akan melangsungkan pernikahan di Malang, dengan adat jawa lengkap, plus tanpa bantuan WO.


Jadi, apa aja sih yang harus disiapkan (selain menyiapkan mempelai pria, tentu saja. Hehehe.)?

1. Tanggal pemberkatan dan resepsi pernikahan
Karena keluarga saya masih memegang teguh (ceilah) adat jawa, maka hal pertama yang harus ditetapkan adalah tanggal. Dalam hitungan jawa (yang saya juga nggak tau bagaimana cara menghitungnya), tanggal pelaksanaan pemberkatan atau akad sangat krusial, termasuk jam dilangsungkannya pemberkatan. Penentuan tanggal resepsi juga penting, karena biasanya sebelum resepsi dilaksanakan ritual 'temu manten'. Di pernikahan saya, jam 'temu manten' ini juga ditentukan. Konsekuensi penentuan tanggal ini adalah.........

2. Pemilihan gedung
Kalau teman-teman saya yang lain banyak yang menentukan gedung dulu baru menyesuaikan dengan jadwal gedung itu kosong, di keluarga saya justru sebaliknya. Gedung harus mengikuti tanggal yang ditetapkan, dan ternyata ribet bukan main. Kebetulan tanggal yang kami pilih adalah tanggal baik di hitungan jawa, sehingga bisa ditebak bagaimana ruwetnya masalah pergedungan ini. Saya sudah mulai mencari gedung bulan Januari, tapi gedung yang kami incar sudah full semua. Oh ya satu lagi. Ayah saya menginginkan gedung yang bisa dipakai full seharian, dengan alasan agar kami tidak terburu-buru dalam persiapan dan juga apabila pesta dibubarkan tidak sesuai jadwal, tidak diganggu oleh acara di jam berikutnya. Dan susah sekali mencari gedung yang bersedia dibooking seharian, karena mereka tentu akan rugi jika hanya menyewakan sekali dalam sehari. Saya sudah muterin mulai dari Sasana Krida, Taman Krida, Bakorwil, Skodam, VEDC, lalu ke hotel-hotel seperti Savana, Atria, Kartika Graha..semuanya full, atau tidak bisa disewa seharian penuh. Awalnya kami sempat deal dengan gedung VEDC, namun karena miskomunikasi, bulan Maret kami diberi tahu bahwa gedungnya tidak bisa disewa sehari penuh. Akhirnya bulan Maret kami mencari lagi, lalu ketemulah Gedung Graha Tirta di Jalan Bendungan Sengguruh. Gedung ini sebenarnya luas, lebih luas dari Sasana Krida bahkan. Tapi sayangnya, jalan menuju gedung adalah jalan perumahan yang sempit, sehingga agak menyulitkan para tamu. Namun soal kapasitas, dengan tamu undangan saya yang mencapai 1600 orang, tamu undangan tidak terlihat berdesak-desakan saat berada di dalam gedung. Penampakan gedung pada saat acara, akan saya posting di postingan berikutnya ya.

3. Salon
Sejak awal Ibu saya menginginkan bahwa konsep pernikahan ini adalah full jawa, sehingga dari awal sampai akhir, sebisa mungkin menggunakan nuansa jawa, termasuk foto prewedding. Untuk resepsi, saya sempat bingung antara tiga vendor besar di Malang. Namun setelah memilih, untuk resepsi saya menggunakan Didiet Salon , dan untuk prewedding saya menggunakan Gandhi a.k.a Joegandoz. Untuk 2 MUA ini, sebisa mungkin booking dari jauh hari, karena jadwal mereka sangatttt padat. Saya mulai booking Mas Didiet dan Gandhi sekitar bulan Februari.


Di prewedding saya menggunakan 2 konsep. Sebenarnya konsep utamanya adalah nuansa jawa, namun ditambahi juga dengan konsep non-jawa, karena sayang sudah cantik-cantik makeup cuma buat satu sesi saja, hehe. Untuk hasil nggak usah ditanya, Gandhi sangat smooth ngerjainnya.


Hal yang membuat saya dan Ibu klik dengan salon Mas Didiet adalah riasannya yang jawa sekali, namun tidak terlalu medok. Juga dengan bajunya yang pakem jawa, bukan kebaya modern. Semua baju yang saya kenakan adalah dari salon Mas Didiet, kecuali satu kebaya setelah siraman. Di pemberkatan, saya menggunakan adat Jogja putri, sedangkan resepsi menggunakan adat Solo putri. Untuk hasil rias resepsi, akan saya bahas di postingan terpisah.

By the way, satu pengalaman agak traumatik terkait masalah rias ini adalah sanggul. Karena acara saya full dari Kamis-Sabtu dan semuanya memakai sanggul jawa, maka supaya tidak ribet di hari berikutnya, saya nggak boleh keramas selama 2 hari. Bayangkan saja tidur 2 malam dengan sanggul masih berdiri tegak, gimana rasanya hahahaha. Di hari Sabtu, kepala saya sudah pusing luar biasa karena rambut ketarik-tarik selama 3 hari. Setelah resepsi, saya langsung balas dendam. Keramas sampai rambut bersih, dan akhirnya terkapar sakit di tempat tidur sampai hari Minggu, hihi.

4. Katering
Selama rangkaian acara siraman dan resepsi, kami menggunakan katering Sonokembang. Di acara siraman, agak susah mencari katering yang menyediakan 'printilan' siraman, mulai dodol dawet, ubo rampen, sampai tumpeng. Jadi karena alasan kepraktisan, kami menggunakan Sonokembang di acara siraman dan resepsi. Untuk katering resepsi (ini yang paling krusial), akan saya ceritakan di postingan terpisah. Overall, I have no complaints. Makanan sesuai porsi, dan rasanya istimewa.



5. Foto
Untuk vendor foto ini, saya sempat melakukan komparasi hasil foto dan harga paket di beberapa vendor foto Malang. Akhirnya, mendapatkan tim Mas Atam untuk deal di acara saya. Kebetulan, istri Mas Atam adalah senior saya di UKM kampus dulu sehingga komunikasi kami berjalan baik. Untuk hasil foto Mas Atam dan tim, bisa cek di instagram mereka, ocraphoto. Vendor foto di Malang banyak sekali dan kualitasnya rata-rata bagus, sehingga siapa yang akhirnya akan kita hire tergantung dari selera kita terhadap hasil foto vendor yang bersangkutan (dan budget tentunya, hehe). Saya suka dengan hasil foto tim Mas Atam karena pengambilan moment dan filter yang bagus.



6. Dekorasi dan Tenda
Ayah saya adalah orang dekorasi, sehingga beliau sangat cerewet terkait dekorasi acara, termasuk penataan bunga sekalipun. Karena tahu saya suka warna pink, akhirnya diputuskan tema untuk pernikahan ini adalah pink dengan kombinasi abu-abu dan putih. Untuk dekorasi, kami memakai jasa Djoko Dekorasi. Sedangkan tenda dan slayer memakai jasa Global Production. Dekorasi di gedung akan saya bahas di postingan berikutnya.



7. Souvenir
Untuk siraman di rumah, souvenir yang diberikan untuk tamu undangan adalah handuk berbentuk boneka. Souvenir ini kami pesan di toko daerah Pecinan (saya lupa namanya). Sedangkan souvenir resepsi adalah kantong serbaguna, juga akan saya bahas di postingan terpisah. Untuk souvenir, karena vendornya juga banyak, jika mau mendapatkan souvenir yang bagus dan harga yang masuk akal, kita memang harus rajin mencari informasi dan membandingkan. Juga, jangan sampai memesan souvenir terlalu mepet. Jaga-jaga saja misalnya ada hal tidak terduga. Saya memesan ini H-5 bulan sebelum acara.




Semoga review part 1 ini berguna ya. Di postingan selanjutnya saya akan sharing tentang detil-detil resepsi pernikahan, serta apa yang perlu disiapkan. Enjoy.